Ingin Kerja di Jepang? Tata Cara, Syarat, dan Tips Mendapatkan Pekerjaan di Jepang!
Mari kita akui, terkecuali Anda membaca ini, Anda kemungkinan dulu memperhitungkan untuk melamar pekerjaan di Jepang. Atau paling tidak berkhayal bagaimana cara melakukannya.
Bekerja di Jepang kemungkinan bisa menjadi mimpi seumur hidup, tantangan atau pengalaman yang mengerikan bagi sebagian orang.
Pelajar bhs Jepang yang berbasis di Eropa kemungkinan dulu mendengar buku/film Fear and Trembling oleh Amelie Nothomb. Ceritanya tentang seorang wanita muda Belgia (karakter Nothomb) yang menggunakan semua masa kecilnya di Jepang, tetapi ia pergi ke luar Jepang sebelum akan beranjak remaja dan kemudian ulang bekerja di Jepang dikala sudah beranjak dewasa. Ia kemudian meraih sebagian kejutan budaya, seperti perasaan tidak bisa mengatur diri dengan penduduk (atau perusahaan), rintangan bahasa, diskriminasi dan kekhawatiran bahwa ia tidak akan bisa bertahan selama satu tahun kontrak kerjanya di Jepang.
Buku dan film ini terlampau memengaruhi sistem pengambilan ketetapan aku untuk menemukan pekerjaan di Jepang. Saya pikir ulang secara berulang-ulang sampai aku merasa bahwa aku berada di jalan yang benar dan tidak akan menyesalinya.
Sekarang, mari kita lihat apa yang Anda butuhkan untuk meraih pekerjaan di Jepang lowongan .
Sebelum memulai, gabung di Grup Facebook kita untuk meraih Info tentang lowngan kerja part-time dan juga full-time di Jepang! Informasi lowongan kerja akan di perbaharui tiap-tiap harinya!
Apakah Anda Siap Melamar Kerja di Jepang?
japanese-job-hunters
jp.fotolia.com/
Benarkah Anda siap untuk bekerja di Jepang?
Tentu perihal itu terkait pada tipe pekerjaan yang inginkan Anda lakukan. Jika alam memberi Anda muka yang rupawan, maka Anda bisa coba untuk menjadi tipe majalah dan iklan Jepang. Jika Anda miliki bakat spesifik (coba periksa Asa Ekstrom, gadis Swedia yang memikat dengan semua dunia dengan manga karyanya), maka Anda bisa coba keberuntungan Anda di jalan yang serupa dengannya. Siapa jelas di dalam sebagian tahun Anda apalagi bisa menjadi タレント (talento)!
Nah, bagaimana dengan kita yang hanya inginkan coba kerja kantoran di Jepang? Untuk itu, Anda tentu perlu lebih berasal dari sebatas penampilan, bakat spesifik dan hanya menjadi gaijin. Dan itulah yang aku pikir memadai menarik tentang job hunting di Jepang.
Sebagian besar rekan aku berasumsi aku gila. Setelah 3 tahun belajar di Jepang, mereka masih berasumsi aku gila. Mereka bilang, “Belumkah anda lihat semua kematian karoushi (mati dikarenakan kelelahan sementara bekerja) dan bagaimana orang Jepang tidak miliki kehidupan, dll?”
Saya pikir tentu tersedia cara untuk menjadi diri sendiri di perusahaan manapun di semua dunia dan terkecuali Anda terlampau menyukai apa yang Anda lakukan, sementara lembur seharusnya tidak menjadi persoalan (di Indonesia tentu juga banyak lembur, kan?).
Beberapa Syarat-syarat Untuk Bekerja di Jepang
Pertama-tama sebagian besar perusahaan Jepang perlu tingkat kecakapan bhs Jepang dengan level spesifik (kebanyakan setara dengan N1 atau N2, kadang N3, tetapi jarang). Selain itu, sebagian besar perlu pelamar berkemampuan bhs Inggris yang sempurna (setingkat penutur asli atau paling tidak bisa lancar berbahasa Inggris). Saya bukan penutur bhs Inggris asli. Jika Anda memenuhi beberapa syarat tersebut, maka Anda harus berkhayal cara selanjutnya.
Jika Anda baru lulus, maka Anda terlampau bisa mengajukan lamaran untuk pekerjaan APAPUN yang Anda inginkan. Kecuali perusahaan atau pekerjaan itu sendiri mengharuskan Anda miliki latar belakang (seperti teknisi IT misalnya) ilmu ilmu spesifik (理系). Meski begitu, sebagian besar perusahaan akan menentukan seseorang yang senang belajar dan bekerja, dengan sikap positif dan produktif, tak hanya miliki latar belakang yang cocok tadi.
Jika Anda sudah miliki pengalaman kerja tetapi inginkan mengganti bidang Anda, maka perihal ini akan menjadi sedikit rumit. Pertama, dikarenakan perusahaan Jepang mencari seorang ahli. Yaitu, orang yang terlampau mahir di dalam sesuatu, miliki spesialisasi dan miliki banyak pengalaman di bidangnya. Tentu saja mereka harus bisa berbicara bhs Jepang dan Inggris tetapi terkecuali mereka terlampau ahli di dalam bidangnya, maka level kecakapan Jepang bukan menjadi persoalan lagi.